Damkar Makassar Catat Selama Tiga Pekan Terakhir Kebakaran Terjadi Sebanyak 63 Kasus

Damkar Makassar Catat Selama Tiga Pekan Terakhir Kebakaran Terjadi Sebanyak 63 Kasus

FAKTAKOTA, MAKASSAR– Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Makassar mencatat selama tiga pekan terakhir di bulan September kebakaran telah terjadi sebanyak 63 kasus. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan September tahun 2022 yakni 18 kasus.

Secara akumulasi total kebakaran sepanjang Januari – September 2023 yakni 212 kasus, sedangkan di periode yang sama tahun 2022 yaitu 125 kasus

Kepala Seksi Kebakaran dan Investigasi Damkar Kota Makassar, Andi Akbar Ikhsan mengakui adanya peningkatan jumlah kasus kebakaran selama bulan September 2023.

Peristiwa tersebut didominasi oleh kebakaran lahan atau alang-alang sekitar 70 persen dan 30 persen oleh kebakaran bangunan seperti pemukiman warga dan gudang.

Andi Ikhsan mengatakan peningkatan jumlah kebakaran yang terjadi ada kemungkinan disebabkan oleh pengaruh suhu panas akibat musim kemarau yang diperparah oleh El Nino.

“Kemarin itu cuaca hingga 34 derajat itu memang sangat-sangat berpotensi untuk terjadinya kebakaran,” ungkap Andi Ikhsan, saat dikonfirmasi Senin (25/9).

Tak hanya itu, gesekan ranting alang-alang yang kering akibat angin yang kencang juga dapat memicu kebakaran alang-alang.

Andi Ikhsan pun mengimbau kepada masyarakat untuk saat ini tidak melakukan pembakaran sampah yang dapat memicu terjadinya kebakaran lahan atau alang-alang.

“Bakar sampah untuk sebaiknya di tahan-tahan dulu karena bisa saja saat membakar sampah kondisi di sekitarnya kering dan suhu panas dari cuaca yang ekstrem akhirnya kebakarannya bisa melebar,” tutup Andi Ikhsan.

Sementara itu, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Kota Makassar, Hanafi Hamzah mengatakan peningkatan jumlah kebakaran yang terjadi di tahun ini disebabkan oleh kondisi suhu yang lebih panas dan kering dibandingkan tahun lalu.

“Udara kita lebih kering sehingga untuk potensi kebakaran jauh lebih dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ucap Hanafi.

Hanafi menjelaskan pada tahun lalu cuaca dipengaruhi oleh fenomena La Niña dengan curah hujan yang cukup tinggi sehingga menghasilkan musim kemarau yang lebih lembab dan minim potensi kebakaran.

Sedangkan, tahun ini mengalami fenomena El Nino yang memiliki efek yang berbeda. Di mana, El Nino menyebabkan cuaca lebih kering, yang menciptakan kondisi yang sangat rentan terhadap kebakaran.

“Karena tahun ini udara kita lebih panas. Udara kita lebih kering sehingga untuk potensi kebakaran jauh lebih dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” tambahnya.

Penulis : Irza
Berita Terkait
Baca Juga