Mengunjungi Grand Zero, Eks WTC dan Menginap di Apartemen KJRI New York
FAKTAKOTA, NEW YORK– Hari ini, Minggu, 24 Desember, saya bersama istri dan anak ketiga saya menemani dan menuntun Ibu Mertua dan ponakan saya, Suardi Tahir, bersama Helmi Ayuradi Miharja, mahasiswa program master di kampus saya, Hartford International University, jalan-jalan di seputar kawasan Manhattan, New York City, yang tiba kemarin pagi dari Indonesia di Bandara John F. Kennedy, New York, Amerika Serikat.
Ketiganya terbang selama 23 jam, dari Cengkareng, Indonesia, ke Jeddah, Saudi Arabia, 10 jam dan dari Jeddah ke New York, 13 jam melalui Saudi Arabia Airlines.
Kami bawa mereka jalan-jalan melihat dari dekat bekas Gedung kembar World Trade Center (WTC) yang dibom oleh teroris 11 September 2001, yang kini berganti nama Ground Zero. Dari sana, kami ke ujung Jembatan Brooklin, salah satu terpanjang di Amerika, untuk melihat berbagai pedagang kaki lima yang sibuk menyambut turis dari domestik dan internasional dari berbagai negara dan Bahasa dengan berbagai dagangan murah-meriah, souvenir atau oleh-oleh produk Amerika yang terjangkau harganya, 1-25 dolar, seperti tempelan kulkas, kupluk, tas, dan patung-patung Liberty bertuliskan New York, Syal atau selendang leher, dll.
Secara kebetulan, kami berjumpa tiga mahasiswa putri asal Indonesia yang mengaku sedang kuliah di program Magister di Philadelphia, Pennsylvania, 2 jam dari New York. Dua di antara mereka mengaku mendapatkan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang berada di bawah Kementerian Keuangan Indonesia dan satu dari Telkom.
Dari kawasan Manhattan, kami turun-nak Subway, Kereta Bawah Tanah ke kawasan Queens, tepatnya, Restoran Indonesia, Awang Kitchen dan Indo Java, pusat makanan khas rasa Indonesia. Menjelang malam, kami kembali ke Apartemen kami, milik Konsulat Jenderal Republik Indonesia New York City, kawasan Manhattan. Kami beruntung dapat fasilitas menginap gratis empat malam di Apartemen KJRI New York.
Bagi saya dan keluarga, itu adalah rezeki kami, anak mahasiswa Indonesia yang beruntung kuliah di salah satu kota di Amerika, Hartford. Saya selalu berharap jumlah mahasiswa Indonesia terus bertambah bisa kuliah atau bekerja, dan turis Indonesia bisa kembali berkunjung ke Amerika, setelah terhalang selama dua tahun karena pandemi Covid-19.
M. Saleh Mude
Penulis : Irza